Langsung ke konten utama

Resensi Novel Percy Jackson (Buku I)


Resensi Novel
Percy Jackson and The Olympians: The Lightning Thief
Oleh Menapak Dunia




a) Identifikasi buku
            Judul buku         : Percy Jackson and The Olympians (The Lightning Thief)
            Penulis               : Rick Riordan
Penerbit              : Mizan Fantasi
Tahun terbit        : Oktober 2016 (cetakan ke-15)
Jumlah Halaman : 454 halaman
Genre (Aliran)    : Fantasi

b) Orientasi
       The Lightning Thief merupakan seri pertama dari novel Percy Jackson, novel ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2005 versi asli berbahasa inggris di Amerika Serikat. Seri Percy Jackson yang pertama ini telah meraih penghargaan New York Times Notable Book pada 2005, menjadi buku terlaris New York Times, pemenang penghargaan Mark Twain 2008, pemenang  penghargaan Askews Torchlight (UK) 2006, dan sederet penghargaan lainnya yang didapat buku ini. Buku ini telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pertama kali di Indonesia pada tahun 2008 oleh Mizan Fantasi. Film layar lebarnya telah tayang pada Februari 2010. Rick Riordan sang penulis, mengemas kisah-kisah berdasarkan cerita mitologi yang penuh petualangan dan kejadian yang sungguh tak terduga.
c) Sinopsis
       Novel ini menceritakan Percy Jackson, seorang pemuda berusia dua belas tahun, penderita disleksia dan GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif), hampir dikeluarkan dari sekolah asramanya untuk yang ke-6 kalinya. Namun, itu hanya sedikit saja dari sekian banyak masalah yang menantinya. Suatu hari ia diberitahu bahwa dia adalah putra Dewa Poseidon. Sejak saat itu, dia harus menghadapi petualangan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Percy harus melawan para monster yang tiba-tiba menyerangnya, Dewa-Dewi dari Gunung Olympus berebutan mencarinya, sebagian melindungi dan sebagian menyerangnya.
Masalah semakin rumit ketika Percy membuat seorang dewa marah besar. Petir asali milik Dewa Zeus telah hilang dicuri, hal itu membuat Dewa Tiga Besar (Zeus, Poseidon, dan Hades) saling menyalahkan dan memunculkan konflik besar di Gunung Olympus. Tanda-tanda akan terjadinya perang mulai terlihat, dunia terancam hancur. Percy pun menjadi tersangka utama pencurian dan penyebab perpecahan para dewa.
Kini Percy dan dua orang temannya hanya punya waktu sepuluh hari sebelum titik balik musim panas untuk mencari dan mengembalikan benda keramat tersebut juga mencegah terjadinya perang besar di Olympus. Namun, Percy harus menghadapi tantangan besar, sebuah kekuatan mengerikan yang lebih hebat daripada kekuatan para dewa sendiri. Ternyata, kekuatan itu adalah Kronos (bapak dari Dewa Zeus, Poseidon, dan Hades). Dahulu Kronos memakan anak-anaknya sendiri, ia sangat kejam, namun Poseidon (ayah Percy) telah membunuhnya, dan Zeus memberikan ramuan kepada Kronos sehingga Kronos memuntahkan anak-anaknya, Kronos tidak sepenuhnya binasa, ia berada di lubang  bangsa Titan, nyawanya masih ada dan tidak akan pernah hilang.
Kronos mempunyai anak buah yaitu Luke Castellan, yang merupakan teman dari Percy sendiri yang sama-sama tinggal di Perkemahan Bukit Blasteran. Perkemahan Bukit Blasteran sendiri adalah tempat tinggal sementara bagi anak blasteran dewa selama musim panas (liburan sekolah). Sebelum Percy berangkat menjalankan misi mencari petir dan mengembalikannya ke Olympus, Percy diramalkan oleh seorang Oracle, bahwa Percy akan melakukan perjalanan ke arah barat, lalu pulang dengan selamat, namun akan ada satu dewa yang berkhianat, dan satu orang berkhianat yang sebelumnya kau anggap sebagai teman. Pada akhir cerita, Luke-lah yang berkhianat, ia ternyata yang telah mencuri petir asali itu atas perintah Kronos. Tak heran, Luke adalah anak Dewa Hermes yang dikenal sebagai Dewa Pencuri.
d) Analisis
Novel Percy Jackson mengangkat tema petualangan berdasarkan mitologi zaman Dewa-Dewi Yunani Kuno. Novel ini menggabungkan dunia modern zaman sekarang dengan kehidupan Dewa-Dewi mitologi Yunani Kuno. Novel Percy Jackson diceritakan dengan sudut pandang orang pertama, sehingga tokoh Percy-lah yang sekaligus menjadi narator dalam ceritanya.
Penokohan: tokoh-tokoh dalam novel ini saling berkaitan satu sama lain, dengan asal- usul yang rumit. Jumlah tokoh dalam novel ini bisa dibilang cukup banyak. Dalam novel, Percy menjadi tokoh utama yang berwatak protagonis. Berikut adalah beberapa contoh tokoh dan wataknya:
Perseus “Percy” Jackson: Baik, pemberani, jujur, pintar, bijaksana
Grover                             : Penjaga, setia, tulus
Annabeth Chase              : Kutu buku, rajin, perencana handal, pintar
Luke Castellan                : Pengkhianat, suka mencuri, licik
Chiron                             : Pembimbing yang baik, penasehat, penyayang
Dewa Poseidon               : Bijaksana, adil, pemberani
Dan masih banyak tokoh-tokoh lain dalam buku ini, yang akan pembaca temukan dalam novel ini.
Alur: Novel ini menggunakan alur maju
Bahasa Pencipta:
Bahasa yang digunakan oleh Rick Riordan adalah bahasa yang mudah dimengerti karena tidak lepas dari dari deskripsi yang diringkas penulis dengan baik. Selalu diselingi kata-kata humor yang membuat pembaca sedikit ada jeda dari perasaan tegang, sedih, dan terharunya adegan perang. Yang paling unik, setiap ramalan yang membawa satu misi selalu mempunyai arti ganda sehingga membuat pembaca ingin segera menyelesaikan novel tersebut.
Kaidah Kebahasaan Novel:
1. Pada novel ini terdapat konjungsi penerang, yaitu: bahwa
  Contoh cuplikan: Kami pikir, kalau kami menjauh, mungkin orang lain tak akan tahu bahwa kami berasal dari sekolah itu, sekolah untuk anak-anak aneh dan pecundang, yang tak punya tempat di sekolah lain.
2. Terdapat konjungsi temporal, yaitu: sejak
Contoh cuplikan: Sejak hari pertama Bu Dodds menyukai Nancy Bobofit, dan menganggapku anak setan.
3. Terdapat kojungsi penyebab, yaitu: karena
Contoh cuplikan: Dia punya surat dokter yang membebaskannya dari pelajaran olahraga seumur hidup karena kakinya terkena semacam penyakit otot.
4. Terdapat pernyataan berupa saran/rekomendasi yang ditandai dengan kata: jangan
Contoh cuplikan: “Jangan melihat ke arahnya!” seru Annabeth.
d) Evaluasi
    Kelebihan novel:
  • Penulis memaparkan setiap latar dengan sangat deskriptif, sehingga pembaca hanyut dalam bayangan nyata tempat, ataupun perang-perang.
  •  Hal yang menarik terjadi pada penokohan antara protagonis dan antagonis. Dalam novel ini, antara protagonis dan antagonis tidak jelas di mana tokoh dituliskan benar-benar baik atau benar-benar jahat. Misalnya, tokoh yang tadi dikira oleh pembaca berwatak baik, ternyata di akhir novel cerita justru berwatak sebaliknya (tak terduga). Hal ini membuat cerita mengalir dengan wajar dan tidak dibuat-buat. Bahkan di novel ini, dewa pun digambarkan tidak sempurna karena mereka layaknya manusia yang haus akan duniawi.
  • Banyak mengandung ilmu sejarah tentang mitologi Yunani yang akan menambah wawasan para pembaca.
  • Dikisahkan dengan kecepatan sempurna, dengan momen-momen yang menyentak.
  • Terkadang pada beberapa bab diberi gambar-gambar ilustrasi, sehingga tidak seperti novel biasanya yang hanya berupa tulisan.
    Kekurangan novel:
  • Tokohnya yang banyak membuat pembaca sedikit bingung.
  •  Pada bab 2 berjudul “Tiga Nenek Merajut Kaus Kaki Kematian” memiliki akhir cerita yang sedikit menggantung.
    Amanat novel:
     Novel ini memuat amanat bahwa rasa marah dan dendam penuh kebencian hanya akan menghancurkan segalanya. Hidup kalau  hanya dibuat untuk balas dendam sampai kapanpun tidak akan ada habisnya.  Novel ini juga memuat pesan bagi kita bahwa apabila kenal dengan orang baru, hendaknya kita selalu waspada, karena kita tidak tahu apa yang akan ia niatkan kepada kita. Berniat baik atau sebaliknya.
e) Saran-saran
1. Menurut saya sebaiknya para pembaca benar-benar membaca novel ini dengan saksama, karena tokoh yang banyak dan cerita yang rumit membuat pembaca butuh kecermatan ekstra untuk memahami cerita secara sempurna.
2. Ulangi lagi saat membaca apabila ada kalimat-kalimat yang belum dipahami.

Kesimpulannya, saya sangat merekomendasikan novel ini untuk dibaca karena novel ini sangat menarik, bahasanya mudah dipahami, dan banyak mengandung ilmu sejarah tentang mitologi Yunani Kuno yang akan menambah wawasan para pembaca.

*SELAMAT MEMBACA*

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resep Mudah Membuat Nastar Isi Cokelat

      Halo teman-teman! Siapa sih yang tidak kenal dengan kue nastar? Pasti sebagian besar orang sudah familiar dengan kue legendaris yang satu ini. Bahkan, mungkin kue nastar telah menjadi hidangan wajib saat lebaran. Yang paling dikenal dari kue ini adalah kue bulat yang berisi selai nanas. Eittss...tunggu dulu, ternyata kue nastar tidak harus identik dengan isian nanas kok. Banyak beragam pilihan isi yang bisa disesuaikan dengan selera. Nah...salah satu yang akan saya paparkan pada postingan kali ini adalah tentang bagaimana membuat kue nastar dengan isian cokelat. Resep ini bisa kalian cobain di rumah, untuk membuat camilan/hidangan manis untuk keluarga. Langsung aja ini dia resepnya. ☺️ a) Bahan     150 gram margarin     125 gram tepung gula     1 kuning telur     275 gram tepung terigu protein rendah b) Bahan Isi     50 gram margarin     30 gram tepung gula     1 sendok...

Cerpen Bahasa Indonesia

Kue Cucur Pembawa Berkah Oleh Menapak Dunia             Brukk!!, “Aduh...” Kusadari aku terjatuh dari tempat tidur, terbangun dari mimpiku semalam. Jidatku terasa sedikit sakit karena terbentur lantai. Dengan segera kuraih jam beker di atas meja, angka menunjukkan pukul 5.00 pagi. “Ya ampun sudah jam 5.00 tapi aku belum apa-apa,” gerutuku. Bagaimana tidak kawan, biasanya setiap hari aku bangun pukul empat atau setengah lima pagi, untuk menyiapkan kue cucur yang Ibu buat, dan sekarang kau lihat sendiri aku bangun terlambat. Aku kemudian langsung pergi mengambil air wudhu lalu shalat, setelah itu mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah. Di dapur, aku melihat Ibu sedang sibuk menata kue-kue itu. “Sepertinya Kau terlambat bangun, Kau tampak terburu-buru sekali.” ucap Ibu. “Ya, Ibu benar aku terlambat bangun pagi ini, mungkin karena tadi malam terlalu lelah mengerjakan tugas,” jawabku. “Nah cepat gih sarapan, ini sudah Ibu tatakan kue-kuenya.” suruhn...